Pages

Cari Apa saja

Minggu, 08 Agustus 2010

Paket Tracer


.: SEKILAS TENTANG PACKET TRACER :.

Packet Tracer adalah sebuah software yang dikembangkan oleh Cisco. Packet Tracer digunakan untuk membuat simulasi jaringan komputer. Dalam software ini sudah tersedia komponen-komponen (tools) yang biasa kita gunakan dalam membuat suatu jaringan komputer, contohnya seperti kabel LAN (Cross-over, straight-through, console, fibel, coaxial, dll), kemudian Hub, Switch, Router, Bridge, Repeater, dan perangkat-perangkat jaringan komputer lainnya. Packet Tracer dapat dijadikan sebagai salah satu alat bantu pembelajaran, membuat simulasi, visualisasi, dan animasi dari suatu jaringan komputer. Dengan menggunakan Packet Tracer kita dapat dengan mudah membuat simulasi jaringan komputer. Simulasi ini berfungsi untuk mengetahui cara kerja masing-masing perangkat dan cara mengirim paket data dari suatu perangkat ke perangkat lainnya yang terhubung dalam suatu jaringan. Sehingga dengan simulasi ini kita dapat melihat bagaimana proses pengiriman suatu paket data dan melihat jalur/aliran data yang disimulasikan dalam bentuk icon amplop yang berjalan ke perangkat tujuan pengiriman paket data.


Sebelum membuat skema jaringan, ada baiknya kita mengetahui beberapa komponen jaringan yang biasa kita temui dan kita gunakan dalam suatu jaringan.
1. Hub : Komponen jaringan yang memilki port-port yang berguna untuk menyatukan kabel-kabel network pada tiap-tiap workstation, server, atau perangkat lain. Dalam melakukan pengiriman paket data, hub membroadcast paket data ke semua port yang dimiliki termasuk port tempat data tersebut berasal.
2. Switch : Bentuk dan fungsinya sama dengan hub, bedanya switch lebih pintar karena memiliki kemampuan untuk mengirim data hanya ke port yang dituju saja, tidak membroadcast kiriman paket data ke seluruh port yang terhubung dengan switch seperti hub.
3. Bridge : Digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan yang terpisah walaupun menggunakan media penghubung dan model topologi yang berbeda.
4. Router : Memiliki kemampuan untuk menyaring atau memfilter data yang lalu lalang di jaringan berdasarkan aturan atau protocol tertentu.
5. Repeater : Berfungsi untuk memperkuat sinyal dari sebuah segmen jaringan ke segmen jaringan lainnya. Repeater bermanfaat untuk mengatasi keterbatasan kabel kerena sinyal yang melemah setelah menempuh jarak tertentu sehingga dengan menggunakan repeater sinyal dapat menguat kembali.

.: SKEMA JARINGAN :.

Disini saya akan membuat sebuah skema jaringan Lab dan Jurusan yang kemudian akan diimplementasikan ke dalam software Packet Tracer dan melakukan contoh simulasi pengiriman paket data dari suatu perangkat ke perangkat jaringan tertentu. Berikut adalah skema jaringan Lab dan Jurusan disuatu Universitas (dibuat dengan menggunakan Microsoft Office Visio) :












Pada skema jaringan Lab dan Jurusan diatas, dapat kita lihat di jaringan ruang jurusan tedapat 9 buah PC Client (dosen), 1 buah Server (Server Jurusan), printer, dan modem yang terhubung secara langsung dengan telepon sehingga memungkinkan seluruh PC di ruang jurusan dapat melakukan koneksi ke internet karena seluruh PC yang terdapat di ruang jurusan dihubungkan oleh switch. Printer yang terhubung dengan switch juga memungkinkan seluruh PC yang berada di ruangan tersebut dapat menggunakan printer melalui PC masing-masing.
Jaringan di ruang jurusan dan jaringan di ruang lab saling terhubung karena switch yang berada di ruang jurusan dihubungkan dengan router yang berada di ruang lab dan router lab tersebut disambungkan lagi dengan switch di ruang lab.
Sama halnya dengan jaringan di ruang jurusan, seluruh PC yang berada di ruang lab termasuk server dan printer dihubungkan dengan switch agar seluruh PC di ruangan tersebut dapat saling berkomunikasi / mengirim dan menerima data, menggunakan printer, dsb. Karena jaringan di ruang lab terhubung dengan jaringan di ruang jurusan melaui switch dan router, maka ruang lab juga dapat mengakses internet meski modem berada di ruang jurusan. Pada jaringan di ruang jurusan, modem yang terhubung secara langsung dengan telepondihubungkan terlebih dahulu dengan router yang kemudian disambungkan ke switch. Switch di ruang jurusan dihubungkan dengan router yang berada di ruang lab. Sehingga semua PC di ruang lab dapat mengakses internet.

Berikut adalah skema jaringan Lab dan Jurusan yang diimplementasikan kedalam Packet Tracer :









Sebelum melakukan simulasi pengiriman paket data, kita harus melakukan setting IP Adrress dan Subnet Mask untuk seluruh perangkat di dalam jaringan tersebut.
Berikut adalah tabel konfigurasi IP Address untuk jaringan di ruang lab, jaringan di ruang jurusan, dan router :

Konfigurasi untuk jaringan di ruang jurusan













Konfigurasi untuk jaringan di ruang lab


















Konfigurasi untuk Router







Karena setiap jaringan di ruang jurusan dan ruang lab pada skema diatas masing-masing memiliki server, (server jurusan dan server lab) maka untuk konfigurasi IP Address dan Subnet Mask semua PC Clientnya kita konfigurasikan / isikan secara otomatis menggunakan Services DHCP pada server.
Berikut adalah pengaturan pengisian IP Address dan Subnet Mask dengan menggunakan services DHCP pada server :

Konfigurasi DHCP Server Jurusan
Klik Server Jurusan, masuk ke menu Config > Services > DHCP, isi seperti berikut :
Start IP Address : 192.111.100.3
Subnet Mask : 255.255.255.0
Maximum Number Of User : 10
Default Gateway : 192.111.100.1
Pastikan Servicesnya dalam keadaan ‘ON’.

















Konfigurasi DHCP Server Lab
Klik Server Lab, masuk ke menu Config > Services > DHCP, isi seperti berikut :
Start IP Address : 192.222.1.3
Subnet Mask : 255.255.255.0
Maximum Number Of User : 16
Default Gateway : 192.222.1.1
Pastikan Servicesnya dalam keadaan ‘ON’.

















Konfigurasi DHCP pada Server Jurusan/Lab tersebut dilakukan untuk memberikan IP Address dan Subnet Mask secara dinamis dan otomatis ke semua PC Client yang terhubung termasuk printer. ‘Start IP Address’ maksudnya kita mengatur / menentukan IP Address pertama yang akan diberikan ke PC Client. Kemudian ‘Subnet Mask’ merupakan subnet mask default IP Address dari server. Sedangkan ‘Maksimum Number Of User’ adalah jumlah maksimal PC yang akan menerima IP Address. Misalnya pada Server Jurusan, karena total jumlah perangkat (PC dan printer) yang akan menerima IP Address berjumlah 10, maka 'Max Number Of User' nya dapat kita isikan 10, namun jika kita menginputkan lebih dari 10 juga tidak masalah.

Sebagai contoh, pada konfigurasi DHCP server jurusan kita memasukkan 'Start IP Address=192.111.100.3' dan 'Max Number Of user=10', maka IP Address yang akan diterima masing-masing perangkat (PC dan printer) dalam jaringan tersebut adalah antara 192.111.100.3 - 192.111.100.12 dengan Subnet Mask default 255.255.255.0 karena merupakan IP Address kelas C. Begitu juga dengan konfigurasi DHCP Server Lab, kita atur sesuai dengan kebutuhan.
Untuk default gateway, pada server jurusan kita isikan 192.111.100.1 yang merupakan IP Address Router Lab FastEthernet0/0, sedangkan pada server lab kita isikan 192.222.1.1 yang merupakan IP Address Router Lab FastEthernet0/1.
Jika Server telah dikonfigurasi seperti diatas, maka secara otomatis PC Client akan menerima IP Address, Subnet Mask, dan Default Gateway dari server (dalam mode DHCP).

Untuk melihat / menampilkan IP Address dan Subnet Mask di masing-masing PC Client atau printer, lakukan hal berikut :
Klik PC atau printer yang akan kita lihat konfigurasi IP Addressnya, kemudian pilih menu Config lalu klik FastEthernet. Pada IP Configuration, kita pilih mode DHCP bukan Static. Sehingga PC atau printer akan meminta IP Address ke server jurusan (DHCP), dan jika setting server, atau PCnya benar, maka server akan memberikan IP Address dan Subnet Mask untuk PC tersebut. Berikut adalah contoh tampilan IP Configuration PC Dosen1 dan PC Lab1 dalam mode DHCP :

































Sedangkan untuk melihat 'Default Gateway' pada masing-masing perangkat (PC client atau printer) yang diberikan oleh server, kita klik perangkat yang akan dikonfigurasi, kemudian pilih menu Desktop, lalu pilih IP Configuration, maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini. Ubah pilihan dari mode Static ke mode DHCP. Sehingga secara otomatis server akan memberikan IP Address, Subnet Mask, dan Default Gateway sesuai dengan konfigurasi services DHCP yang dilakukan oleh server.

IP Configuration printer jurusan 

















IP Configuration PC Lab2 


















Skema jaringan Lab dan Jurusan diatas menggunakan 2 buah router, yaitu Router Jurusan yang menghubungkan modem dan jaringan di ruang jurusan, dan Router Lab yang menghubungkan jaringan jurusan dengan jaringan lab. Seperti yang telah dipaparkan diatas, router berfungsi untuk menyaring / memfilter dan mengatur lalu lintas data berdasarkan aturan atau protocol tertentu.

Agar suatu router dapat berfungsi, maka router harus disetting terlebih dahulu. Berikut adalah pengaturan untuk router jurusan :
Klik Router jurusan, kemudian masuk ke menu Config, lalu setting IP Address untuk masing-masing FastEthernet. FastEthernet0/0 adalah kabel router yang telah disetting tersambung dengan jaringan server jurusan, sehingga kita isikan IP Addressnya 192.111.100.13 (sesuai dengan IP Address jaringan di jurusan), sedangkan FastEthernet0/1 adalah kabel router yang tersambung dengan modem. Pastikan port statusnya dalam mode ‘ON’ agar router dapat berfungsi.


Router Jurusan FastEthernet0/0 


















Router Jurusan FastEthernet0/1 




















Sama halnya dengan router jurusan, pada router lab juga kita isikan IP Address dan Subnet Mask masing-masing FastEthernet. Untuk FastEthernet0/0 kita isikan 192.111.100.1 yang merupakan gateway dari jaringan jurusan. Sedangkan FastEthernet0/1 kita isikan 192.222.1.1 yang merupakan gateway dari jaringan lab. Pastikan Port Statusnya dalam mode ‘ON’.

Router Lab FastEthernet0/0 

















Router Lab FastEthernet0/1


















Jika semua perangkat jaringan sudah disetting/diatur sehingga masing-masing perangkat (server, PC, printer, dan router) memilki IP Address, Subnet Mask, dan Gateway, maka kita dapat melakukan tes koneksi/pinging pada command prompt untuk mengetahui apakah suatu perangkat telah terhubung dengan perangkat lainnya atau tidak. Yaitu dengan cara klik pada perangkat yang akan kita tes, kemudian pilih menu desktop, lalu pilih command prompt.

Sebagai contoh, misal kita akan melakukan tes koneksi/pinging dari server jurusan ke PC Dosen 1, maka kita ketikkan perintah ping kemudian ketikkan IP Address tujuan (PC Dosen 1 yang akan di tes koneksinya dengan server jurusan) :
















Jika command prompt menampilkan pesan "Reply from 192.111.100.3..." maka server telah berhasil terhubung dengan PC Dosen1 sehingga dapat saling berkomunikasi, sedangkan jika terdapat pesan "Request Timed Out" maka koneksi gagal terhubung.

Sekarang kita akan mencoba melakukan tes koneksi dari PC ke PC, lakukan hal yang sama dengan perintah tes koneksi diatas yaitu pada command prompt kita ketikkan perintah "ping IP Address tujuan". Kita akan melakukan tes koneksi dari PC Lab2 ke PC Lab1 :
















Setelah melakukan tes koneksi/pinging dari PC Lab2 ke PC Lab1, terdapat pesan "Reply from 192.222.1.3...", pesan tersebut menandakan bahwa PC Lab1 dan PC Lab2 telah terhubung sehingga keduanya dapat saling berkomunikasi.

.: SIMULASI PENGIRIMAN PAKET DATA :.

Jika semua perangkat telah terhubung dengan cara melakukan tes koneksi/pinging tadi, maka sekarang kita akan mencoba melakukan simulasi pengiriman paket data. Pastikan untuk melakukan simulasi kita berada di mode ‘Simulation’ bukan mode ‘Realtime’.
Untuk melakukan simulasi pengiriman paket data caranya klik dan drag ‘Add Simple PDU’ (icon amplop tertutup dengan tanda +) ke perangkat yang akan megirimkan paket data, kemudian setelah icon amplop menempel klik dan drag kembali ‘Add Simple PDU’ ke perangkat yang akan menerima paket data dari perangkat yang ditempeli icon amplop sebelumnya.

Berikut adalah capture contoh simulasi pengiriman paket data dari Server ke Client (Dosen2) :

Server melakukan pengiriman paket data ke PC Dosen 2 melalui switch.











Setelah paket data diterima switch, maka switch akan mngirimkan paket data langsung ke PC Dosen 2,switch tidak akan membroadcast paket data ke seluruh perangkat yang terhubung dengan terminal switch seperti hub.











Paket Data yang berhasil dikirim oleh server dan diterima PC Dosen2 akan dikirimkan/dilaporkan kembali ke server melalui switch.











Paket data yang diterima oleh switch dari PC Dosen2 dilanjutkan/dikirimkan ke server.










Server berhasil menerima paket data/report dari PC Dosen2.










Dari contoh simulasi pengiriman paket data diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan pengiriman paket data dengan benar, tepat, dan sesuai sasaran, maka perlu dilakukan pengaturan / penyettingan yang teliti pula. Mulai dari konfigurasi IP Address, Subnet Mask, dan Gateway masing-masing perangkat, kemudian tes koneksi / pinging, lalu simulasi pengiriman paket data pada mode simulation. Jika kita telah melakukan hal-hal tersebut maka seluruh perangkat yang berada dalam jaringan di jurusan maupun lab seperti pada skema jaringan diatas dapat saling berkomunikasi sesuai dengan pengaturan yang telah dibuat.

Booting

Booting adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada proses awal menyalakan komputer dimana semua register prosesor disetting kosong, dan status mikroprosesor/prosesor disetting reset. Kemudian address 0xFFFF diload di segment code (code segment) dan instruksi yang terdapat pada alamat address 0xFFFF tersebut dieksekusi. Secara umum program BIOS (Basic Input Output System), yaitu sebuah software dasar, terpanggil. Sebab memang biasanya BIOS berada pada alamat tersebut. Kemudian BIOS akan melakukan cek terhadap semua error dalam memory, device-device yang terpasang/tersambung kepada komputer -- seperti port-port serial dan lain-lain. Inilah yang disebut dengan POST (Power-On Self Test). Setelah cek terhadap sistem tersebut selesai, maka BIOS akan mencari [Sistem Operasi], memuatnya di memori dan mengeksekusinya. Dengan melakukan perubahan dalam setup BIOS (kita dapat melakukannya dengan menekan tombol tertentu saat proses booting mulai berjalan), kita dapat menentukan agar BIOS mencari Sistem Operasi ke dalam floppy disk, hard disk, CD-ROM, USB dan lain-lain, dengan urutan yang kita inginkan.

BIOS sebenarnya tidak memuat Sistem Operasi secara lengkap. Ia hanya memuat satu bagian dari code yang ada di sektor pertama (first sector, disebut juga boot sector) pada media disk yang kita tentukan tadi. Bagian/fragmen dari code Sistem Operasi tersebut sebesar 512 byte, dan 2 byte terakhir dari fragmen code tersebut haruslah 0xAA55 (disebut juga sebagai boot signature). Jika boot signature tersebut tidak ada, maka media disk dikatakan tidak bootable, dan BIOS akan mencari Sistem Operasi pada media disk berikutnya.

Fragmen code yang harus berada pada boot sector tadi disebut sebagai boot-strap loader. BIOS akan memuat boot-strap loader tersebut ke dalam memory diawali pada alamat 0x7C00, kemudian menjalankan boot-strap loader tadi. Akhirnya sekarang kekuasaan berpindah kepada boot-strap loader untuk memuat Sistem Operasi dan melakukan setting yang diperlukan agar Sistem Operasi dapat berjalan. Rangkaian proses inilah yang dinamakan dengan booting.

Advanced Technology Attachment

Advanced Technology Attachment

Kabel ATA: bagian atas 40 kabel pita, bagian bawah 80 kabel pita
Advanced Technology Attachment (ATA) adalah interface standar untuk menghubungkan storage devices seperti hard disk dan CD-ROM drives dalam personal computer. Banyak terdapat istilah dan sinonim untuk ATA, termasuk singkatan-singkatan IDE, ATAPI, dan UDMA.
Dengan diperkenalkannya Serial ATA pada 2003, ATA yang asli dinamai Parallel ATA (PATA). Karena itu artikel ini hanya membahas Parallel ATA.
Standar Parallel ATA hanya mengizinkan panjang kabel sampai 46 sentimeter (18 inci) walaupun kabel sampai 91 cm (36 in) dapat dibeli. Karena keterbatasan ini dan karena harganya yang terjangkau,

BELAJAR MERAKIT KOMPUTER

BELAJAR MERAKIT KOMPUTER
Merakit komputer di butuhkan ketelitian, Sempat kurang teliti bisa rusak. Nah ini ada sedikit Ilmu dalam perakitan komputer ini pun di dapat dari mbah google.

Komponen perakit komputer tersedia di pasaran dengan beragam pilihan kualitas dan harga. Dengan merakit sendiri komputer, kita dapat menentukan jenis komponen, kemampuan serta fasilitas dari komputer sesuai kebutuhan.
Tahapan dalam perakitan komputer terdiri dari:

A. Persiapan
B. Perakitan
C. Pengujian
D. Penanganan Masalah

Persiapan

Persiapan yang baik akan memudahkan dalam perakitan komputer serta menghindari permasalahan yang mungkin timbul.

Hal yang terkait dalam persiapan meliputi:

1. Penentuan Konfigurasi Komputer
2. Persiapan Kompunen dan perlengkapan
3. Pengamanan

Penentuan Konfigurasi Komputer

Konfigurasi komputer berkait dengan penentuan jenis komponen dan fitur dari komputer serta bagaimana seluruh komponen dapat bekerja sebagai sebuah sistem komputer sesuai keinginan kita.
Penentuan komponen dimulai dari jenis prosessor, motherboard, lalu komponen lainnya. Faktor kesesuaian atau kompatibilitas dari komponen terhadap motherboard harus diperhatikan, karena setiap jenis motherboard mendukung jenis prosessor, modul memori, port dan I/O bus yang berbeda-beda.

Persiapan Komponen dan Perlengkapan

Komponen komputer beserta perlengkapan untuk perakitan dipersiapkan untuk perakitan dipersiapkan lebih dulu untuk memudahkan perakitan. Perlengkapan yang disiapkan terdiri dari:

• Komponen komputer
• Kelengkapan komponen seperti kabel, sekerup, jumper, baut dan sebagainya
• Buku manual dan referensi dari komponen
• Alat bantu berupa obeng pipih dan philips
• Software sistem operasi, device driver dan program aplikasi.

Buku manual diperlukan sebagai rujukan untuk mengatahui diagram posisi dari elemen koneksi (konektor, port dan slot) dan elemen konfigurasi (jumper dan switch) beserta cara setting jumper dan switch yang sesuai untuk komputer yang dirakit.
Diskette atau CD Software diperlukan untuk menginstall Sistem Operasi, device driver dari piranti, dan program aplikasi pada komputer yang selesai dirakit.

Pengamanan

Tindakan pengamanan diperlukan untuk menghindari masalah seperti kerusakan komponen oleh muatan listrik statis, jatuh, panas berlebihan atau tumpahan cairan.
Pencegahan kerusakan karena listrik statis dengan cara:

• Menggunakan gelang anti statis atau menyentuh permukaan logam pada casing sebelum memegang komponen untuk membuang muatan statis.
• Tidak menyentuh langsung komponen elektronik, konektor atau jalur rangkaian tetapi memegang pada badan logam atau plastik yang terdapat pada komponen.

Perakitan

Tahapan proses pada perakitan komputer terdiri dari:

1. Penyiapan motherboard
2. Memasang Prosessor
3. Memasang heatsink
4. Memasang Modul Memori
5. memasang Motherboard pada Casing
6. Memasang Power Supply
7. Memasang Kabel Motherboard dan Casing
8. Memasang Drive
9. Memasang card Adapter
10. Penyelesaian Akhir

1. Penyiapan motherboard

Periksa buku manual motherboard untuk mengetahui posisi jumper untuk pengaturan CPU speed, speed multiplier dan tegangan masukan ke motherboard. Atur seting jumper sesuai petunjuk, kesalahan mengatur jumper tegangan dapat merusak prosessor.

2. Memasang Prosessor

Prosessor lebih mudah dipasang sebelum motherboard menempati casing. Cara memasang prosessor jenis socket dan slot berbeda.
Jenis socket

- Tentukan posisi pin 1 pada prosessor dan socket prosessor di motherboard, umumnya terletak di pojok yang ditandai dengan titik, segitiga atau lekukan.

- Tegakkan posisi tuas pengunci socket untuk membuka.

- Masukkan prosessor ke socket dengan lebih dulu menyelaraskan posisi kaki-kaki prosessor dengan lubang socket. rapatkan hingga tidak terdapat celah antara prosessor dengan socket.

- Turunkan kembali tuas pengunci.


Jenis Slot

- Pasang penyangga (bracket) pada dua ujung slot di motherboard sehingga posisi lubang pasak bertemu dengan lubang di motherboard

- Masukkan pasak kemudian pengunci pasak pada lubang pasak

- Selipkan card prosessor di antara kedua penahan dan tekan hingga tepat masuk ke lubang slot.


3. Memasang Heatsink

Fungsi heatsink adalah membuang panas yang dihasilkan oleh prosessor lewat konduksi panas dari prosessor ke heatsink.
Untuk mengoptimalkan pemindahan panas maka heatsink harus dipasang rapat pada bagian atas prosessor dengan beberapa clip sebagai penahan sedangkan permukaan kontak pada heatsink dilapisi gen penghantar panas.
Bila heatsink dilengkapi dengan fan maka konektor power pada fan dihubungkan ke konektor fan pada motherboard.

4. Memasang Modul Memori

Modul memori umumnya dipasang berurutan dari nomor socket terkecil. Urutan pemasangan dapat dilihat dari diagram motherboard.
Setiap jenis modul memori yakni SIMM, DIMM dan RIMM dapat dibedakan dengan posisi lekukan pada sisi dan bawah pada modul.

Cara memasang untuk tiap jenis modul memori sebagai berikut.

Jenis SIMM

- Sesuaikan posisi lekukan pada modul dengan tonjolan pada slot.

- Masukkan modul dengan membuat sudut miring 45 derajat terhadap slot

- Dorong hingga modul tegak pada slot, tuas pengunci pada slot akan otomatis mengunci modul.


Jenis DIMM dan RIMM

Cara memasang modul DIMM dan RIMM sama dan hanya ada satu cara sehingga tidak akan terbalik karena ada dua lekukan sebagai panduan. Perbedaanya DIMM dan RIMM pada posisi lekukan

- Rebahkan kait pengunci pada ujung slot

- sesuaikan posisi lekukan pada konektor modul dengan tonjolan pada slot. lalu masukkan modul ke slot.

- Kait pengunci secara otomatis mengunci modul pada slot bila modul sudah tepat terpasang.


5. Memasang Motherboard pada Casing

Motherboard dipasang ke casing dengan sekerup dan dudukan (standoff). Cara pemasangannya sebagai berikut:

- Tentukan posisi lubang untuk setiap dudukan plastik dan logam. Lubang untuk dudukan logam (metal spacer) ditandai dengan cincin pada tepi lubang.
- Pasang dudukan logam atau plastik pada tray casing sesuai dengan posisi setiap lubang dudukan yang sesuai pada motherboard.
- Tempatkan motherboard pada tray casing sehinga kepala dudukan keluar dari lubang pada motherboard. Pasang sekerup pengunci pada setiap dudukan logam.
- Pasang bingkai port I/O (I/O sheild) pada motherboard jika ada.
- Pasang tray casing yang sudah terpasang motherboard pada casing dan kunci dengan sekerup.


6. Memasang Power Supply

Beberapa jenis casing sudah dilengkapi power supply. Bila power supply belum disertakan maka cara pemasangannya sebagai berikut:

- Masukkan power supply pada rak di bagian belakang casing. Pasang ke empat buah sekerup pengunci.

- HUbungkan konektor power dari power supply ke motherboard. Konektor power jenis ATX hanya memiliki satu cara pemasangan sehingga tidak akan terbalik. Untuk jenis non ATX dengan dua konektor yang terpisah maka kabel-kabel ground warna hitam harus ditempatkan bersisian dan dipasang pada bagian tengah dari konektor power motherboard. Hubungkan kabel daya untuk fan, jika memakai fan untuk pendingin CPU.


7. Memasang Kabel Motherboard dan Casing

Setelah motherboard terpasang di casing langkah selanjutnya adalah memasang kabel I/O pada motherboard dan panel dengan casing.

- Pasang kabel data untuk floppy drive pada konektor pengontrol floppy di motherboard

- Pasang kabel IDE untuk pada konektor IDE primary dan secondary pada motherboard.

- Untuk motherboard non ATX. Pasang kabel port serial dan pararel pada konektor di motherboard. Perhatikan posisi pin 1 untuk memasang.

- Pada bagian belakang casing terdapat lubang untuk memasang port tambahan jenis non slot. Buka sekerup pengunci pelat tertutup lubang port lalumasukkan port konektor yang ingin dipasang dan pasang sekerup kembali.

- Bila port mouse belum tersedia di belakang casing maka card konektor mouse harus dipasang lalu dihubungkan dengan konektor mouse pada motherboard.

- Hubungan kabel konektor dari switch di panel depan casing, LED, speaker internal dan port yang terpasang di depan casing bila ada ke motherboard. Periksa diagram motherboard untuk mencari lokasi konektor yang tepat.


8. Memasang Drive

Prosedur memasang drive hardisk, floppy, CD ROM, CD-RW atau DVD adalah sama sebagai berikut:

- Copot pelet penutup bay drive (ruang untuk drive pada casing)

- Masukkan drive dari depan bay dengan terlebih dahulu mengatur seting jumper (sebagai master atau slave) pada drive.

- Sesuaikan posisi lubang sekerup di drive dan casing lalu pasang sekerup penahan drive.

- Hubungkan konektor kabel IDE ke drive dan konektor di motherboard (konektor primary dipakai lebih dulu)

- Ulangi langkah 1 samapai 4 untuk setiap pemasangan drive.

- Bila kabel IDE terhubung ke du drive pastikan perbedaan seting jumper keduanya yakni drive pertama diset sebagai master dan lainnya sebagai slave.

- Konektor IDE secondary pada motherboard dapat dipakai untuk menghubungkan dua drive tambahan.

- Floppy drive dihubungkan ke konektor khusus floppy di motherboard

- Sambungkan kabel power dari catu daya ke masing-masing drive.


9. Memasang Card Adapter

Card adapter yang umum dipasang adalah video card, sound, network, modem dan SCSI adapter. Video card umumnya harus dipasang dan diinstall sebelum card adapter lainnya.

Cara memasang adapter:

- Pegang card adapter pada tepi, hindari menyentuh komponen atau rangkaian elektronik. Tekan card hingga konektor tepat masuk pada slot ekspansi di motherboard

- Pasang sekerup penahan card ke casing

- Hubungkan kembali kabel internal pada card, bila ada.


10. Penyelessaian Akhir

- Pasang penutup casing dengan menggeser

- sambungkan kabel dari catu daya ke soket dinding.

- Pasang konektor monitor ke port video card.

- Pasang konektor kabel telepon ke port modem bila ada.

- Hubungkan konektor kabel keyboard dan konektor mouse ke port mouse atau poert serial (tergantung jenis mouse).

- Hubungkan piranti eksternal lainnya seperti speaker, joystick, dan microphone bila ada ke port yang sesuai. Periksa manual dari card adapter untuk memastikan lokasi port.


Pengujian

Komputer yang baru selesai dirakit dapat diuji dengan menjalankan program setup BIOS. Cara melakukan pengujian dengan program BIOS sebagai berikut:

1. Hidupkan monitor lalu unit sistem. Perhatikan tampilan monitor dan suara dari speaker.

2. Program FOST dari BIOS secara otomatis akan mendeteksi hardware yang terpasang dikomputer. Bila terdapat kesalahan maka tampilan monitor kosong dan speaker mengeluarkan bunyi beep secara teratur sebagai kode indikasi kesalahan. Periksa referensi kode BIOS untuk mengetahui indikasi kesalahan yang dimaksud oleh kode beep.

3. Jika tidak terjadi kesalahan maka monitor menampilkan proses eksekusi dari program POST. ekan tombol interupsi BIOS sesuai petunjuk di layar untuk masuk ke program setup BIOS.

4. Periksa semua hasil deteksi hardware oleh program setup BIOS. Beberapa seting mungkin harus dirubah nilainya terutama kapasitas hardisk dan boot sequence.

5. Simpan perubahan seting dan keluar dari setup BIOS.

Setelah keluar dari setup BIOS, komputer akan meload Sistem OPerasi dengan urutan pencarian sesuai seting boot sequence pada BIOS. Masukkan diskette atau CD Bootable yang berisi sistem operasi pada drive pencarian.


Penanganan Masalah

Permasalahan yang umum terjadi dalam perakitan komputer dan penanganannya antara lain:

1. Komputer atau monitor tidak menyala, kemungkinan disebabkan oleh switch atau kabel daya belum terhubung.

2. Card adapter yang tidak terdeteksi disebabkan oleh pemasangan card belum pas ke slot/

3. LED dari hardisk, floppy atau CD menyala terus disebabkan kesalahan pemasangan kabel konektor atau ada pin yang belum pas terhubung.

 
Powered by Blogger | Downloaded from free website templates